CARTOON 4 KIDS

Saturday, November 14, 2015

DI PILAH-PILAH YUK!

Jika kamu secara kebetulan ada dalam blogspot ini dan ternyata senang membaca artikel tentang kartun, silahkan tetap membaca! Atau jika kamu memang ingin  memahami bagaimana kartun bisa memengaruhi anak dalam berkembang, tetaplah membaca!

Apakah sobat kartun memiliki anak yang gemar nonton kartun? Tontonan seperti apa yang biasa mereka tonton? Apakah menonton Aikatsuu di weekend setiap pagi? Atau menonton Sofia The First? Tontonan tersebut diklasifikasikan sebagai kategori A atau Anak-anak. Bagaimana kita tahu kartun tersebut adalah klasifikasi A? Adakah klasifikasi lain untuk tontonan anak-anak? Mari kita tengok!



Kartun diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Mereka di kategorikan sesuai dengan konten, gaya bahasa, serta alur cerita yang digunakan berdasarkan umur penontonnya. Bila anak gemar nonton Sofia The First, gaya bicaranya akan lebih kepada kekhasan anak-anak, dan juga secara tidak langsung ada unsur edukasi yang membuat anak akhirnya tergerak untuk mengikuti tindakan tersebut. Sehingga klasifikasi terhadap kartun Sofia the First adalah A yaitu Anak-anak.  Ada juga seperti Dora the Explorer, Chalkzone, Doraemon,  Go Diego Go, Sheriff Callie Wild West, dan berbagai kartun yang serupa dengan itu. Klasifikasi terhadap tontonan kategori A ini didasari dengan unsur bahwa ; 

1.   Tayangan yang khusus dibuat dan ditujukan untuk anak
2.    Berisikan isi, materi, gaya penceritaan, tampilan yang sesuai dengan dan tidak merugikan perkembangan dan kesehatan anak
3.  Tidak boleh menonjolkan kekerasan (baik perilaku verbal maupun non-verbal) serta menyajikan adegan kekerasan yang mudah ditiru anak-anak
4.  Tidak boleh menyajikan adegan yang memperlihatkan perilaku atau situasi yang membahayakan yang mudah atau mungkin ditiru anak-anak.
5.    Tidak boleh mengandung muatan yang dapat mendorong anak belajar tentang perilaku yang tidak pantas, seperti: berpacaran saat anak-anak, bersikap kurang ajar pada orangtua atau guru.
6.    Tidak mengandung muatan yang mendorong anak percaya pada kekuatan paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik, atau kontak dengan roh.
7.      Tidak mengandung adegan yang menakutkan dan mengerikan
8.     Mengandung salah satu atau beberapa hal yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan, budi pekerti, hiburan, apresiasi estetik dan penumbuhan rasa ingin tahu mengenai lingkungan sekitar
9.    Jika program mengandung gambaran tentang nilai-nilai dan perilaku anti-sosial (seperti tamak, licik, berbohong), program tersebut harus juga menggambarkan sanksi atau akibat yang jelas dari perilaku tersebut.
10.  Tidak memuat materi yang mungkin dapat mengganggu perkembangan jiwa anak, seperti: perceraian, perselingkuhan, bunuh diri, penggunaan obat bius.



SU merupakan akronim dari Semua Umur, di mana tayangan yang disiarkan dapat ditonton oleh orang tua maupun anak-anak. Misalkan seperti film Wall-E, Dinosaur, An American Tale, Inside Out, Madagascar atau bahkan serial Doraemon. Tayangan dengan kategori SU dapat dinikmati oleh tiap kalangan baik dewasa maupun anak-anak. Berbagai contoh kartun yang sudah disebutkan baru saja adalah tayangan kartun yang tidak hanya dinikmati anak-anak saja, namun juga untuk kalangan dewasa. Lewat adanya tayangan kategori Semua Umur, anak memiliki kesempatan untuk bisa menonton bersama dengan orang tuanya dan keduanya dapat saling belajar dan tahu lewat kartun tersebut.



Inside Out dan Wall-e merupakan contoh film layar lebar yang berklasifikasi A sehingga dapat disiarkan di televisi. 




Ada juga kategori tayangan dengan klasifikasi BO atau Bimbingan Orang Tua. Hal ini perlu benar-benar diterapkan oleh orang tua sehingga anak punya batasan dan arahan sejauh mana tayangan tersebut memberi efek positif pola pikir anak. Tayangan seperti Spongebob Squarepants adalah salah satu yang dikategorikan sebagai tayangan Bimbingan Orang Tua. Kategori ini lebih mengarahkan orang tua untuk lebih informatif terhadap anak tentang apa yang ditontonnya. Dengan adanya tayangan bersifat BO, anak belajar untuk mendengar saran orang tua tentang apa yang sedang dia tonton. Orang tua juga lebih informatif tentang apa hal-hal edukasi yang bisa diterapkan kepada anak lewat adanya tontonan tersebut. Tidak hanya Spongebob Squarepants, tayangan seperti "Upin dan Ipin" serta "Boboiboy", serta "Pada Zaman Dahulu"  juga merupakan bentuk tayangan dibawah Bimbingan Orang Tua. Dikarenakan tidak adanya sulih suara ke dalam bahasa Indonesia, membuat anak akhirnya secara tidak sadar mengikuti gaya bicara dengan logat Upin dan Ipin serta Boboiboy, sehingga anak menjadi lupa bagaimana berbahasa Indonesia dengan baik dan benar kepada orang lain. Hal ini diperlukan sebagai bahan referensi orang tua agar anak tidak meniru hal-hal yang melunturkan nilai sebagai anak Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti tayangan yang disebutkan di atas adalah tayangan yang tidak punya wadah edukasi untuk anak. Kartun-kartun tersebut memiliki nilai edukasi yang bisa diajarkan ke anak, hanya saja tidak dengan visual dari kartunnya tapi juga bimbingan atau penjelasan dari orang tua supaya anak bisa memahami maksud dari kartun tersebut. 


Hal yang paling mendasari dari tayangan kartun untuk anak-anak adalah orang tua harus kenal dan paham kartun yang anak sering tonton. Apakah dalam kartun tersebut tidak ada adegan kekerasan atau gaya bahasanya yang kurang cocok dengan anak-anak. Tidak hanya itu saja, orang tua harus paham betul tontonan tersebut memiliki nilai edukasi tinggi atau tidak. Yang paling penting adalah, kenalilah kategori program kartun yang ditonton anak-anak. Apakah yang ditonton adalah kategori A, SU, BO, R atau D? Jangan sampai anak-anak salah menonton sehingga memengaruhi tumbuh kembangnya. 

Selamat menonton kartun! 


Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Blogger Templates