CARTOON 4 KIDS

Friday, January 1, 2016

APA YANG MENARIK DARI SINETRON?

Apakah Sobat Kartun adalah yang gemar menonton Sinetron? Sinetron apa yang sering kalian tonton tiap hari? Tim Cartoon4Kids berharap anak-anak yang ada di sekitar Sobat Kartun tidak sembarang menonton sinetron. Akan tetapi, kenapa anak-anak saat ini gemar menonton sinetron atau bahkan drama india yang penuh intrik dan permasalahan yang rumit? Mari kita telaah!

Seorang anak kedapatan naik ke atas tiang listrik karena ditolak oleh seorang gadis kecil teman sekelasnya. Begitu jauh perkembangan psikologis anak-anak masa kini dengan anak di masa 90an yang masih gemar bermain kelereng atau rela berpanas-panasan main layangan. Mungkin sampai saat ini juga masih banyak yang gemar bermain di luar dan mencoba akrab dengan alam, namun tidak sedikit juga yang lebih menikmati bermain dengan gadget sehingga kepribadiannya menjadi lebih tertutup dan lebih senang untuk bermain dengan aplikasi apple ataupun android yang saat ini menjadi suatu daya tarik bagi anak-anak.

Namun di tengah berkembangnya aplikasi online untuk anak, tayangan televisi yang gencar mencari rating dan mengedepankan kesenangan publik semata sehingga tidak mengedepankan kualitas secara maksimal, ada banyak tayangan tersebut yang akhirnya memengaruhi anak sehingga anak akhirnya menonton. Sebut saja serial televisi Ganteng Ganteng Serigala. Apakah anak-anak dapat memahami sisi positif dari tayangan tersebut? Seberapa besar efek positif yang diberikan oleh tayangan tersebut terhadap pola kembang anak? 

GGS merupakan contoh tayangan yang mestinya tidak boleh ditonton anak-anak 


Serial Ganteng Ganteng Serigala secara klasifikasi adalah tayangan Remaja. Akan tetapi ada banyak anak-anak yang akhirnya ikutan menonton serial tersebut. Dikarenakan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga menonton tayangan ini, dan anak-anak justru ikutan menikmati tayangan ini, maka ibu mereka merasa bahwa anak tidak akan rewel apabila menonton serial Ganteng Ganteng Serigala. Ada beberapa anak yang secara tidak sadar menjadi “nakal” atau banyak tingkah bukan karena ajaran orang tuanya, namun apa yang terekam oleh otak mereka ketika menonton sinetron yang ia tonton.

Selain 7 Manusia Harimau & GGS, Anak Jalanan merupakan contoh sinetron 
yang tidak boleh ditonton anak-anak



Mungkin banyak orang yang tidak menonton serial TV seperti Ganteng-Ganteng Serigala atau 7 Manusia Harimau atau bahkan acara serial TV lainnya, akan bertanya apa yang menarik dari tayangan-tayangan tersebut. Intrik yang dituangkan dalam serial tersebut sangat rumit dan apabila tidak mengikuti dari awal akan membuat orang kerepotan untuk mengikutinya. Terlalu dipenuhi ketegangan dan secara tata bahasa memang tidak diperkhususkan untuk anak-anak, yang mana banyak diantaranya berkonotasi negatif. Problematika percintaan yang ditampilkan juga membuat anak menjadi dewasa terlalu dini dan terlalu serius memahami apa itu cinta. Sehingga tidak sedikit anak-anak sudah memahami arti kata 'galau' yang mana biasanya ditujukan untuk kalangan remaja atau dewasa muda. 

Anak-anak dengan mudah menyerap apa yang ia tonton, tidak hanya karena format televisi yang visual, namun juga lewat audionya sehingga membuat anak dapat mendengar dan mengingat dengan cepat apa saja yang diucapkan dalam tayangan sinetron tersebut. Lewat tontonan serial seperti itu, anak-anak juga akhirnya mengikut-ikut bertingkah seperti yang ada di serial tersebut, lewat gaya bahasa ataupun tindakan. Hal-hal tersebut yang dapat memicu adanya bullying di kalangan anak-anak. Tidak hanya bullying saja, namun juga pola hidup anak yang ingin meniru seperti yang ada di serial tv yang ditontonnya.

Persoalan rumit dalam keluarga, perdebatan antara si miskin dan si kaya, perebutan cinta, bentuk intimidasi antar tokoh, hidup hedonisme, dan lain-lain merupakan suatu bentuk cerminan sinetron yang ditampilkan di beberapa televisi swasta. Point-point yang disampaikan juga adalah bentuk nyata yang dilihat oleh anak-anak. Perubahan pola pikir menjadi salah satu yang diakibatkan dengan adanya tayang-tayangan yang berunsur tersebut. Sehingga anak mulai berandai-andai apabila ia hidup dengan rumah mewah dan hidup enak seperti di dalam sinetron yang mana hanya memandang yang enaknya saja dalam serial tersebut tanpa melihat kerja keras yang diraih. Secara tidak langsung mereka akan terdoktrin bahwa hidup selalu enak dan apa saja yang kita inginkan pasti ada, padahal sebenarnya tidak seperti itu. 

Suatu penelitian American Psychological Association (APA) pada tahun 1995, menyatakan bahwa 'tayangan yang bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berlaku baik, dan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk belaku buruk’ . Bahkan penetilian ini menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku buruk yang dilakukan seseorang adalah pelajaran yang mereka terima sejak kecil. 

Apabila anak terus dijejal dengan tayangan minim edukasi seperti serial sinetron, maka akan memengaruhi segi moralnya dan dapat menjadi anak yang kurang akhlak di kemudian hari. Apabila orang tua ingin anaknya tumbuh sebagai pribadi yang baik dan cerdas baik secara moral dan kognitif, maka akan lebih baik untuk memperhatikan tayangan-tayangan sinetron agar tidak ditonton oleh anak-anak, dan memberi kepada anak bahwa tontonan tersebut tidak bagus untuk dilihat. Bukan suatu hal yang buruk menyampaikan kepada anak apa yang tidak baik, dan anak juga perlu belajar bahwa tidak semua yang ia ingin lihat segalanya dapat diperoleh. 

Selamat Menonton, Sobat Kartun!








Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Blogger Templates